Kamis, 05 Mei 2011

cinta dan hawa napsu

Alloh SWT menciptakan kita, manusia,dari setetes air yang hina. Kemudian Alloh SWT menjadikan dari air yang hina itu segumpal darah. Dari gumpalan darah itu kemudian Alloh jadikan segumpal daging. Kemudian dari segumpal daging itu, Alloh menjadikannya tulang belulang. Maka kemudian dibungkuslah kembali tulang belulang itu atas kuasa Alloh SWT.dan terciptalah manusia.
Alloh SWT menciptakan manusia yang memiliki bentuk yang sempurna, karena hanyalah manusia saja yang dibekali akal dan hati nurani. Hewan, tumbuhan dan mahluk Alloh yang lainnya kecuali Makhluk Alloh yang ghoib tidak dibekali akal dan hati nurani. Dari akal dan hati nurani itulah manusia dapat berpikir, berbuat, merasa dan bertindak. Dari hati nurani itulah kita dapat mengenali Alloh SWT, mengenali orang lain,  dan mengenali diri kita sendiri.
Manusia memiliki akal dan hati nurani yang sempurna. Kemudian Alloh SWT menciptakan dari akal tersebut perasaan. Kita dapat merasakan apa yang ada disekitar kita. Termasuk Perasaan CINTA DAN HAWA NAFSU.
Ya, Cinta dan Nafsu, dua kata yang saling bertolak belakang dan sering membuat kita bingung olehnya. Cinta adalah sebuah ungkapan abstrak untuk menyatakan perasaan kita kepada orang lain. Cinya kepada orang tua, cinta kepada guru, cinta kepada sahabat, berbagai macam cinta yang lain.
Terkadang kita salah mengartikan, bahwa cinta merupakan perasaan ‘Suka’ terhadap lawan jenis. Ya, hal ini boleh saja kita namakan cinta. Tapi apakah cinta memiliki batasan ukuran? Sering kita mendengar orang mengucapkan “Cintaku pada lebih dalam dari samudra dan lebih besar dari bumi dan seisinya”. Apakah cinta bias dibandingkan dengan hal tersebut?
Jawabannya Tidak. Cinta tidak segampang yang kita pikirkan. Cinta dan problematikanya tidak sesederhana yang kita pikirkan. Lalu Apakah yang sebenarnya ada dalam ‘Cinta’ kita? Ya, Hawa nafsu. Hawa nafsulah yang menguasai ‘Cinta’ kita. Cinta yang didasari oleh Hawa nafsu, bukan cinta yan betul betul tulus dan sejati dari lubuk hati kita yang terdalam.
Pernahkah kita berpikir akan hal tersebut? Disadari ataupun tidak, kita telah terbius oleh hawa nafsu kita. Kemudian kita namakan hal tersebut sebagai ‘Cinta’. Cinta yang didasari atas hawa nafsu.
Semua hal ini kembali kepada kita sendiri, CINTA atau hanya HAWA NAFSU belaka.
sebenarnya, jika cinta dapat bersuara, ia pun tak ingin disamakan dengan hawa nafsu belaka, akan tetapi sudah menjadi tradisi sebuah cinta dibumbui dengan perbuatan yang telah mendzalimi cinta itu sendiri. cinta sejati mengutamakan pada kesucian cinta bagi para pecinta yang mencintai karena ALLAH SWT.
:-)
MARI NYALAKAN API CINTA dengan percikan LILLAHHITA'ALA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar